Qaddafi ( Foto Al-Jazeera )
Diposting Oleh : Muhammad Nur tanggal 26 Pebruari 2011 di Kompasiana.
Muammar Qaddafi Sabtu ( 25/2/2011) berpidato di depan pendukungnya bertempat
di Green Square Ibukota Tripoli dia Qaddafi bersumpah akan
menghancurkan para pengunjuk rasa setelah sehari sebelumnya (/24/2/2011) Dia
juga bersumpah untuk berjihad hingga titik darah penghabisan. Dalam
Pidato itu Qaddafi berkata akan mempersenjatai para pendukungya untuk
melawan para pengunjuk rasa pro Demokrasi.
Dalam Pidatonya itu Pemimpin Lybia Muammar Qaddafi ( 68 Tahun ) yang
telah 41 Tahun memerintah Lybia berseru ” Kita bisa mengalahkan agresi
apapun, termasuk agresi asing, Saya berada ditengah-tengah para
pendukung Saya dan kami siap mengalahkan mereka ” kata Qaddafi dalam
rekaman yang telah dipersiapkan sebelumnya melalui TV Pemerintah Lybia.
Sebelumnya pada Malam kamis (24/2/2/2011) Qaddafi juga berpidato melalui salran
telepon yang membantah spekulasi masalah kesehatannya.
Tarikh Yousep anggota senior di Institut Brookings Washington mengatakan
kepada Al-Jazeera bahwa orang-orang yang ada di Green Square adalah
asli pendukung Qaddafi.
” Kebanyakan Orang yang berada di Green Square adalah pendukung Qaddafi
yang tidak tahu ada Pemimpin yang bisa memimpin Lybia selain Qaddafi dan
mereka akan kehilangan pemimpin ketika Qaddafi jatuh, Saya heran dan
terkejut menyaksikan mereka yang masih berfikir bahwa Qaddafi adalah
Orang yang tepat Untuk Libya ” Kata Tarikh.
Menurut beberapa pengamat Pidato Qaddafi kali ini menunjukkan bagaimana
dia dan pendukungnya akan melawan semua ancaman baik dari dalam Negeri
Lybia maupun dari campur tangan Pihak Luar. Walau Putra Qaddafi mengakui
bahwa daerah-daerah bagian Timur Libya tidak lagi berada di bawah
kendali Pemerintah.
Pidato Qaddafi hari Jumat kemarin disiarkan saat ribuan Demonstran turun
kejalan-jalan di Ibukota Tripoli dan daerah-daerah lainnya di Lybia
yang menyerukan agar Qaddafi turun dari kekuasaannya.
Sebelum Demonstran memulai aksinya mereka berkumpul dan berdoa tentunya
untuk keselamatan dan keberhasilan Misi mereka menurunkan Rezim Qaddafi
yang telah berkuasa 4 dasawarsa. Namun seruan itu langsung di jawab
dengan raungan senjata api oleh pengawal setia Qaddafi.
Seorang penduduk bagian timur Ibukota Tripoli mengatakan bahwa ” Pasukan
keamanan menembaki para demonstran secara membabi buta tanpa pandang
bulu “.
Dan kalau ini dibiarkan maka akan terjadi pemusnahan secara massal
terhadap Masyarakat Lybia yang anti Pemerintah hanya karena
memperjuangkan Demokrasi, hak hidup manusia untuk menyalurkan pendapat
dikekang dengan membungkam dengan senjata api.
Menyaksikan berita-berita pergolakan di Lybia lewat media bila
dibandingkan dengan Revolusi Mesir, Lybia jauh lebih dahsyat Mubarak
lebih lunak dibandingkan Qaddafi yang bertekad bertahan hingga akhir
hayat di Negaranya, dengan demikian maka segala daya upaya akan dia
lakukan untuk tetap bertahan hidup atau mati dengan gagah berani.
Tidak menutup kemungkinan Qaddafi menyimpan senjata kimia yang bisa
dimanfaatkan bila kondisi sudah sangat mendesak sebagaimana di katakan
dalam pidati televisi kemarin Qaddafi akan mempersenjatai Orang-Orang
sipil yang mendukungya, hal inipun sangat berbahaya karena akan terjadi
perang secara prontal dimana masyrakat sipil akan saling berhadapan dan
perang saudarapun tak dapat diellakkan yang berakhir dengan hilangnya
ribuan nyawa masyarakat sipil di Lybia.
Saat ini jumlah korban kerusuhan di Lybia belum dapat di sebutkan secara
pasti, namun pada hari Kamis (24/2) Francois Zimeray, Organisasi Resmi
Hak Asasi Manusia dari Perancis sebanyak 2000 orang telah tewas dalam
kerusuhan di Lybia.
Seandainya ada badan dunia atau lembaga Internasional atau perorangan
yang merasa sangat respek terhadap kemanusiaan dan Hak Azasi manusia
yang bisa melakukan komunikasi dan pendekatan kepada Pemerintah Lybia
dalam hal ini Muammar Qaddafi, dan Para Pimpinan Masyarakat Lybia Pro
Demokrasi untuk duduk dalam meja perundingan, setidaknya dapat
meminimalisir keadaan di Lybia.
Ataukah DK PBB mengelaurkan resolusi atas dasar mencegah pemusnahan etnis di Lybia, mungkinkan itu ?**
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar