Social Icons

Minggu, 11 November 2012

Persenjatai Warga Sipil, DK PBB Bagaimana ?

                                     Qaddafi ( Foto Al-Jazeera )

Diposting Oleh : Muhammad Nur tanggal 26 Pebruari 2011 di Kompasiana.

Muammar Qaddafi  Sabtu ( 25/2/2011) berpidato di depan pendukungnya bertempat di Green Square Ibukota Tripoli dia Qaddafi  bersumpah akan menghancurkan para pengunjuk rasa setelah sehari sebelumnya (/24/2/2011) Dia juga bersumpah untuk berjihad hingga titik darah penghabisan. Dalam Pidato itu Qaddafi berkata akan mempersenjatai para pendukungya untuk melawan para pengunjuk rasa pro Demokrasi.

Dalam Pidatonya itu Pemimpin Lybia Muammar Qaddafi ( 68 Tahun ) yang telah 41 Tahun memerintah Lybia berseru ”  Kita bisa mengalahkan agresi apapun, termasuk agresi asing, Saya berada ditengah-tengah para pendukung Saya dan kami siap mengalahkan mereka ”  kata Qaddafi dalam rekaman yang telah dipersiapkan sebelumnya melalui TV Pemerintah Lybia. Sebelumnya pada Malam kamis (24/2/2/2011) Qaddafi juga berpidato melalui salran telepon yang membantah spekulasi masalah kesehatannya.
Tarikh Yousep anggota senior di Institut Brookings Washington mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa orang-orang yang ada di Green Square adalah asli pendukung Qaddafi.

” Kebanyakan Orang yang berada di Green Square adalah pendukung Qaddafi yang tidak tahu ada Pemimpin yang bisa memimpin Lybia selain Qaddafi dan mereka akan kehilangan pemimpin ketika Qaddafi jatuh, Saya heran dan terkejut menyaksikan mereka yang masih berfikir bahwa Qaddafi adalah Orang yang tepat Untuk Libya ” Kata Tarikh.

Menurut beberapa pengamat Pidato Qaddafi kali ini menunjukkan bagaimana dia dan pendukungnya akan melawan semua ancaman baik dari dalam Negeri Lybia maupun dari campur tangan Pihak Luar. Walau Putra Qaddafi mengakui bahwa daerah-daerah bagian Timur Libya tidak lagi berada di bawah kendali Pemerintah.

Pidato Qaddafi hari Jumat kemarin disiarkan saat ribuan Demonstran turun kejalan-jalan di Ibukota Tripoli dan daerah-daerah lainnya di Lybia yang menyerukan agar Qaddafi turun dari kekuasaannya.
Sebelum Demonstran memulai aksinya mereka berkumpul dan berdoa tentunya untuk keselamatan dan keberhasilan Misi mereka menurunkan Rezim Qaddafi yang telah berkuasa 4 dasawarsa. Namun seruan itu langsung di jawab dengan raungan senjata api oleh pengawal setia Qaddafi.
Seorang penduduk bagian timur Ibukota Tripoli mengatakan bahwa ” Pasukan keamanan menembaki para demonstran secara membabi buta tanpa pandang bulu “.

Dan kalau ini dibiarkan maka akan terjadi pemusnahan secara massal terhadap Masyarakat Lybia yang anti Pemerintah hanya karena memperjuangkan Demokrasi, hak hidup manusia untuk menyalurkan pendapat dikekang dengan membungkam dengan senjata api.

Menyaksikan berita-berita pergolakan di Lybia lewat media bila dibandingkan dengan Revolusi Mesir, Lybia jauh lebih dahsyat Mubarak lebih lunak dibandingkan Qaddafi yang bertekad bertahan hingga akhir hayat di Negaranya, dengan demikian maka segala daya upaya akan dia lakukan untuk tetap bertahan hidup atau mati dengan gagah berani.

Tidak menutup kemungkinan Qaddafi menyimpan senjata kimia yang bisa dimanfaatkan bila kondisi sudah sangat mendesak sebagaimana di katakan dalam pidati televisi kemarin Qaddafi akan mempersenjatai Orang-Orang sipil yang mendukungya, hal inipun sangat berbahaya karena akan terjadi perang secara prontal dimana masyrakat sipil akan saling berhadapan dan perang saudarapun tak dapat diellakkan yang berakhir dengan hilangnya ribuan nyawa masyarakat sipil di Lybia.

Saat ini jumlah korban kerusuhan di Lybia belum dapat di sebutkan secara pasti, namun pada hari Kamis (24/2) Francois Zimeray, Organisasi Resmi Hak Asasi Manusia dari Perancis sebanyak 2000 orang telah tewas dalam kerusuhan di Lybia.

Seandainya ada badan dunia atau lembaga Internasional atau perorangan yang merasa sangat respek terhadap kemanusiaan dan Hak Azasi manusia yang bisa melakukan komunikasi dan pendekatan kepada Pemerintah Lybia dalam hal ini Muammar Qaddafi, dan Para Pimpinan Masyarakat Lybia Pro Demokrasi untuk duduk dalam meja perundingan, setidaknya dapat meminimalisir keadaan di Lybia.
Ataukah DK PBB mengelaurkan resolusi atas dasar mencegah pemusnahan etnis di Lybia, mungkinkan itu ?**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar