Arab Saudi ( foto : Reuters / aljazeera )
DESAKAN REFORMASI DEMOKRASI AKHIRNYA SAMPAI JUGA DI ARAB SAUDI, Meski
Larangan Unjuk rasa dan peringatan keras yang dilakukan oleh pemerintah,
para demonstran tetap turun ke jalan pada hari kedua aksi demo di
Qatif.
Ratusan pengunjuk rasa yang turun ke jalan dengan menggunakan masker
agar terhindari dari identifikasi pihak keamanan Arab Saudi. Mereka
meminta agar pemerintah membebaskan para tahanan politik. Polisi
sebagaimana dilaporkan oleh AP (10/3/2011) melepaskan tembakan dalam upaya
menghentikan aksi unjuk rasa itu.
Seorang saksi mata yang enggan disebut namanya karena takut di timur
kota Qatif kepada Assosiated Pres melaporkan bahwa tembakan dan granat
kejut ke arah ratusan demonstran yang turun di jalan pada hari kamis
kemarin (10/3/2011), setidaknya 1 orang terluka. Hal ini membuat para
pengunjuk rasa berhamburan meninggalkan Lokasi unjuk rasa.
Sejauh ini demosntran masih beskala kecil dan terkonsterasi di satu
tempat. Namun demikian, para aktivis pro pembaharuan telah menggalang
aksi yang sama ditempat-tempat lainnya dan menyerukan aksi protes di
ibukota Riyadh pada hari Jum’at ( 11/3/2011) untuk menuntut reformasi
demokrasi. Setidaknya setiap kelompok demonstran akan menyiapkan 30.000
orang pendukung untuk melakukan unjuk rasa.
Sebagaimana diketahui, unjuk rasa di Arab Saudi tidak diperekenankan
karena bertentangan dengan hukum yang berlaku, serta melanggar
nilai-nilai luhur masyarakat. Pasukan keamanan akan mengambil tindakan
yang tegas apabila masyarakat melanggar larangan berunjuk rasa.
Hari Kamis kemarin (10/3) organisasi Hak Asasi Manusia (Amnesti
Internasioanl) menyerukan kepada Arab Saudi untuk melonggarakan larangan
unjuk rasa damai guna mencegah kekerasan di tengah rencana unjuk rasa
bersar-besaran para demonstran Jumat hari ini (11/3).
” Daripada melarang unjuk rasa damai, akan lebih baik bila pemerintah
Kerajaan Arab Saudi membahas permintaan masyarakat untuk melakukan
reformasi birokrasi hak utama masyarakat negeri ini ” kata Philip Luther
Wakil Direktur Amnesti Internasioanl untuk Timur Tengah dan Afrika
Utara, sebagaimana saya kutip dari Aljazeera.
Beberapa media melaporkan bahwa sekitar 10.000 tentara Saudi telah
dikerahkan untuk mencegah dan menindak para demonstran yang nekad
melanggar peraturan. Hal ini akan sangat menghawatirkan akan terjadi
bentrokan yang berbuah pemberontakan seperti di Lybia karena kekerasan
tak pernah menyelesaikan massalah.
Perlu di ketahui bahwa Arab Saudi adalah salah satu pemasok BBM untuk
Indonesia. Banyak hal yang bisa berdampak buruk terhadap dunia apabila
negara kerajaan ini bergolak. Bagi kita umat yang beragama Islam, Mekah
dan Madina di Arab Saudi adalah Kota Suci. Semoga Tuhan melindungi
keberadaan Kabah dari mereka-mereka yang bersengketa karena masaalah
dunia**
Diolah dari sumber-sumber berita di TV.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar