OLEH :DR. H. SUHARDI DUKA, MM
Bila anda seorang saksi ahli di hadapan
pengadilan, maka sebelum bersaksi, terlebih dahulu harus mampu meyakinkan hakim
bahwa anda memiliki kredibilitas. Artinya anda memiliki reputasi jujur,
konsisten, independen, tidak berbohong dan tidak memiliki motif apapun dalam
kesaksian.
Anda juga layak dan benar-benar mempunyai
keahlian, pengetahuan dan ketrampilan dalam ihwal kesaksian. Pertanyaan
kuncinya adalah apakah bisa dan seberapa layak dipercaya?
Untuk hal tersebut sesungguhnya
kredibilitas itu dapat dibangun oleh setiap orang, karena sangat berhubungan
dengan karakter dan kompetensi.
Dimensi kepercayaan dan kejujuran adalah
karakter. Sementara dimensi kelayakan adalah kompetensi seseorang. Dengan
demikian, untuk memiliki kredibilitas, jaga konsistensi dan kejujuran dalam
setiap perilaku.
Sedangkan kompetensi bisa diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman. Untuk menjadi konsisten maka jangan cepat
berubah-ubah dalam bersikap. Untuk jujur misalnya, maka jangan sering bohong.
Saya kira itu tidak sulit.
Demikian juga untuk mendapatkan kompetensi
maka belajarlah dalam bidang yang anda inginkan dan belajarlah dari pengalaman
hidup anda.
Mempercayai sama dengan meyakini. Lawan
dari ketidakpercayaan adalah kecurigaan. Ketika kita percaya maka kita yakin
akan kemampuan dan integritas yang dimiliki seseorang.
Karena itu, percayailah orang dan teman
kerja anda, maka dia juga akan mempercayai dan jujur kepada anda. Perlakukan
dia dengan hormat maka dia akan menunjukkan kehormatan dan kompetensi dirinya.
Pada medan politik sekali pun. Lalu mengapa
Partai Politik menjadi kehilangan kepercayaan di mata publik? Mengapa kabinet
Jokowi/ JK pun dipersepsikan bakal kehilangan kepercayaan bila diisi
orang-orang dari kalangan partai politik? Termasuk mengapa terjadi penolakan
pilkada tidak langsung?
Jawabannya, kerena telah banyak pimpinan
dan kader partai politik yang selama ini inkonsisten dan tidak menjaga apa yang
telah dijanjikan kepada publik.
Karena itu, ke depan pekerjaan berat bagi
pilar demokrasi (parpol) adalah bagaimana kembali membangun kepercayaan publik.
Sebab apapun alasannya dalam sistim demokrasi partai politik adalah pilar
utama.
Sebagaimana halnya, kita percaya bahwa
tidak semua pimpinan dan kader partai politik itu bobrok, tidak konsisten.
Ketahuilah, masih banyak orang-orang negarawan dan bijak berada di sana. Meski
di saat bersamaan kita pun menyayangkan betapa 'harga' demokrasi kita sangatlah
mahal di tengah obsesi khalayak menanti kehadiran manusia-manusia berjiwa
kredibel. (SDK)
17 sept. 2014
S D K
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Baca juga artikel terkait "Mamuju dalam konsep Kota Hijau Energy Hijau "