Social Icons

Senin, 01 Agustus 2016

DIGANTI DAN MENGGANTIKAN

OLEH : DR H SUHARDI DUKA, MM


Foto Facebook Suhardi Duka

Baru saja rabu minggu yang lalu Presiden Jokowi mengumumkan resafel kabinet kerja Jilid 2, dengan mengganti beberapa menteri yang di nilai dalam Kurun waktu ini belum menampakkan kinerja yang baik, termasuk menteri yang selama ini sering membuat gaduh kabinet. Katakanlah seperti Risal Ramly, yang tdk jelas style nya Dan sering mengajak berantem sesama menteri Dan Bahkan wapres Yusuf Kalla pun di ajak berdebat mengenai target 35.000 megawat listrik.
Demikian pun dengan menteri ESDM, sudirman Said tentang Freeport, Dan papa minta Saham, yang justru diawal merasa menang Dan akhirnya berbalik tersingkir Dari pukulan balik politisi golkar, partai yang mapan dengan kualitas Kader Dan stategi yang baik, Partai golkar bukan partai kacangan kader2nya mapan dan Dan pandai mengelolah partai Dan strategi jangka panjang.
Thomas lembong yang hebat, tapi apa yang Ada di otaknya sehingga jangankan daging yang di import tapi Ikanpun dia bukakan keran import ?,,,,,,,, Tentu menteri zusi Akan kepanasan dengan Ulah Dan kebijakan limbong yang kurang nasionalis.
Dan akhirnya Wiranto Dan Sri Mulyani menempati kembali posisinya. Wiranto jendral senior yang pengalaman di polhukam Dan Sri mulyani yang hebat dan keahliannya di akui dunia tentang kemampuan moneter Dan pengendalian keuangan. Di era SBY Ibu Sri mulyani sangat dominan dalam pengendalian keuangan utamanya dalam memacu pertumbuhan Dan pengendalian inflasi.
Tulisan ini saya beri judul kata diganti. Ini artinya subyektifitas Dari seorang Presiden Jokowi dalam menilai menterinya, Dan menilai orang untuk menggantinya sebagai implementasi Dari hak prerogative seorang president. Bila kita mengkaji Dan membandingkan dengan resafel Jilid pertama, maka siapapun menyadari termasuk Presiden sendiri bahwa keliru memilih pengganti saat itu yang tidak cukup 1 tahun diganti lagi, disisi yang lain bahwa menteri priodenya sama dengan president 5 tahun.
Mengganti orang hati2 apa lagi kalau orang itu memiliki kewenangan yang tinggi,Dan Akan membawa hajat hidup orang banyak, seperti halnya menteri, gubernur, Bupati sampai camat Dan kepala desa. Mengganti menteri Dan camat masih mudah karena jabatan yang ditunjuk Oleh atasan. Artinya kalau salah, keliru, tidak mampu ataupun sakit bisa segera diganti tdk memiliki kontrak paten 5 tahun.
Coba kalau Gubernur ? ,,,,,,, sekali memilih maka kontraknya 5 tahun, memilih orang yang tidak mampu, tidak konsisten maka dia Akan memimpin 5 tahun. Kita Akan merasakan ketidak mampuan Dan ketidak konsistenan selama masa jabatan itu, Tampa Daya untuk mengganti seperti hanya menteri yang tidak mampu. Terus siapa yang Akan disalahkan ?,,,,,,,,,
Kemudian kata menggantikan, hampir seluruh pengamat Dan Bahkan pasar cukup memberi apresiasi yang tinggi terhadap kembalinya Ibu Sri mulyani Dan kembali menduduki jabatan menteri keuangan. Respon yang sangat posotif Bursa efek Jakarta reboun IHSG naik, sekitar 200 poin pada hari itu juga. Ini artinya Sri mulyani adalah orang yang tepat menggantikan monkeu sebelumnya. Jadi kalau orang yang tepat menggantikan orang maka dampaknya Akan baik. Menggatikan diharapkan selalu Ada kualitas tambahan, Xenia digantikan in nova itu bagus jangan di Balik seperti Risal Ramly. Untung masih bisa diganti.
Demokrasi kita memang belum dewasa seperti halnya Amerika, tapi Mari kita terus perjuangkan agar Demokrasi kita semakin dewasa Dan baik. Setiap proses Demokrasi baik di desa, legislatif, pilkada. Selalu melahirkan pemimpin yang Lebih berkualitas Dari sebelumnya atau minimal sama jangan mundur.
Batik Air, 1 Agustus 2016
SDK.

Minggu, 31 Juli 2016

POKEMON GO DAN PETAK UMPET

Oleh : DR. SUHARDI DUKA, MM  

Foto Facebook

Petak umpet adalah mainan anak-anak yang sering dilakukan di area out door. Model permainannya, satu orang menutup mata, dan yang lain lari bersembunyi. Ada yang bersembunyi di balik pagar, pohon atau di semak-semak. Permainan ini tanpa campur tangan teknologi. Tapi itu bermanfaat bagi anak-anak. Setidaknya dalam hal mengenal lingkungan sekitar. Praktik olah gerak dan berpikir akan terus mencari dimana gerangan teman yang bersembunyi. Begitulah 'zaman pokemon' yang pernah saya lalui.
Lalu bagaimana dengan Pokemon Go?
Pokemon go adalah game yang saat ini lagi melanda dunia termasuk Indonesia. Sebuah aplikasi yang diciptakan John Hanker dari Nintic labs. Pokemon Go menjadi luar biasa karena berbasis Google Maps dan Google Street Views. Ajaibnya, aplikasi ini bisa memotret obyek-obyek yang dianggap vital bagi satu negara.
Dalam praktiknya, Pokemon Go juga mengajak pemain untuk aktif di area out door, mengenal lingkungan. Karena ia harus pergi ke suatu tempat untuk dapat menangkap Pokemon yang diburu. Oleh Pak Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla telah mengapresiasi perrmainan ini agar anak tidak hanya berdiam di dalam kamar bermain komputer tanpa aktivitas.
Teknologi dunia maya, dan inovasinya akan selalu melanda dunia ini. Kita tidak boleh manarik ulang ke masa dimana tekonologi itu belum ada. Pokemon go adalah inovasi teknologi maya yang bernilai ekonomi tinggi, yang dapat dijual ke berbagai aplikasi serta promosi di dunia maya.
Tentu, kita tidak dapat mengelak dari kemajuan itu. Apalagi menutup diri dari kemajuan teknologi dan inovasi yang semakin gencar. Kita ditunutut menyesuaikan, dan yang lebih penting kita dapat memanfaatkannya.
Baik dalam bentuk mengadaptasi nilai yang tetap sejalan dengan nilai sosial kehidupan bangsa, alih teknologi dan kemampuan inovasi anak bangsa. Serta memanfaatkan secara ekonomi setiap kemajuan teknologi tersebut.
Saat ini, kita sering selalu menjadi obyek. Belum mampu menjadi subyek dalam memanfaatkan teknologi digital dan dunia maya. Jangankan sampai ke arah sana, penggunaan teknologi kinerja untuk tingkat pemerintah Provinsi pun sampai saat ini masih manual. Belum bisa menghitung kinerja pegawai dengan mengaplikasi teknologi E-Government.
Di lain sisi kemampuan anak-anak muda pegawai Pemprov Sulbar sesungguhnya sudah sangat memahami penggunaan teknologi komputer dan aplikasi tersebut. Tapi mengapa sampai saat ini belum teraplikasi? Jawabannya, itu karena hanya persoalan stok generasi yang saat ini menjadi manager masih zaman mesin ketik dalam mengerjakan thesis.
Kita bisa saja latah melarang orang benrmain Pokemon Go, dengan berbagai alasan bahwa mengurangi kinerja, tidak disiplin dan jam kerja tersia-siakan. Tapi dimana cara mengukurnya ?
Kalau mengukur kerja pegawai hanya dengan perkiraan dan pra anggapan, akibatnya, yang berkinerja tinggi dihargai sama dengan yang berkinerja biasa-biasa saja atau sangat subyektif.
Di beberapa negara, aturan kepegawain sering tidak terlalu ketat dari sisi atribut dan prosedur. Tapi justru mengutamakan kinerja, atau hasil kerja yang dibebankan kepadanya.
Karena itu, fenomena Pokemon Go adalah fakta betapa kemajuan teknologi semakin tersaji kepada anak-anak dan kita semua. Maka, silahkan bermain asalkan tetap jaga diri. Jangan sampai kecelakaan, lalai terhadap etika dan batas rumah orang hanya karena mengejar Pokemon. Apalagi jika itu sampai memasuki rumah ibadah yang umatnya sementara melaksanakan ibadah.
Dan satu lagi, Ingat, Pokemon Go hanyalah mainan, bukan pekerjaan. Untuk itu jangan di utamakan...(sdk)