Social Icons

Sabtu, 15 November 2014

JANGAN RANCUKAN KEBENARAN, ? STANDAR YANG BERLAKU TETAPLAH APA YANG BENAR BUKAN SIAPA YANG BENAR

OLEH : DR.H.SUHARDI DUKA, MM


Mamuju Foto : M.Nur OKT

Banyak orang tergoda untuk menjadi pihak yang benar. Tapi sikap berani dalam mengubah konsep mapan mengenai ruang dan waktu , energy dan massa, adalah Einstein dgn segala perasaan, ketakutan dan harapannya, mencari hukum-hukum universal, ia mencari apa yang benar bukan siapa yang harus benar.

Nabi Ibrahim melakukan pembangkangan terhadap kaumnya yang menyembah berhala, lata dan ussa dll,
Bukan berarti iya harus benar, atau keharusan iya yang benar
Akan tetapi standar kebenaran tetaplah apa yang benar bukan siapa yang benar.

Lembaga-lembaga survey tentang pendapat dan polling politik sering membawa kita kepada suatu kepastian akan sebuah kecenderungan dan banyak terbukti, tapi tdk berarti takdir sebuah Negara ditentukan oleh lembaga survey. Kebenaran tdk pernah berpihak tapi dia obyektif dalam setiap kalausul.

Bulan ramadhan bila kita berpuasa akan menjernikan pikiran, qalbu dan harapan akan setiap kebaikan, bulan ramadhan akan selalu mengantar kita pada sisi obyektifitas
Yaitu standar kebenaran  “kebenaran tetaplah apa yang benar bukan siapa yang benar”

Tulisan ini saya ingin mengajak kita semua untuk tidak
Terlalu memaksakan diri selalu pada pihak yang benar. Karena orang secara budaya dikondisikan untuk benar, orang tua selalu benar, guru selalu benar, bos selalu benar, siapa yang benar menentukan apa yang benar, suami istri bertengkar karena berebut menjadi pihak yang benar.

Jika anda harus benar, anda menempatkan diri sendiri dlm sebuah benteng tertututp. Tapi kalau anda merasakan hebatnya tdk harus benar, anda akan merasa plong, melayang dan banyak teman untuk diskusi....!!!!!
Yakinilah hanya Allah Taalah yang mutlak kebenarannya.



                           Kantor Bupati Mamuju 30 juni 2014
                 
                        

                                 SDK.
Kritik dan saran ke :
Facebook suhardi duka
Email :duka_suhardi

Jumat, 14 November 2014

ERA BARU KEPEMIMPINAN UNIK, SEDERHANA DAN CEPAT

OLEH : DR.H.SUHARDI DUKA, MM




Siput dalam menempuh 400 meter butuh waktu 37 jam. F1 hanya membutuhkan waktu 9 detik. Sudah bukan waktunya membicarakan visi, tapi seberapa cepat kita mencapainya. Tetaplah menjadi orang cerdas dan baik, karena orang baik itu tidak dipandang apa statusnya. Tapi pemikiran dan tindakannya.

Gaya kepemimpinan yang meledak-ledak memarahi staf dalam rapat, marah di lapangan dengan suara keras serta memukul meja dan menunjuk-nunjuk muka staf di tempat sidak dan di blow up oleh media diunggah di youtube. Seakan jadi model kepempinan pejabat publik saat ini.

Dilain sisi, Walikota Solo dengan mobil Esemka dan Gubernur DKI dengan blusukan dan turun lansung di got hanya mengenakan kemeja putih yang digulung, begitu mendapat simpati public yang sangat tinggi dan tak terbendung oleh koalisi merah putih untuk mengantarkannya jadi Presiden RI ke7.  Jokowi dan JK.

Pasangan Jokowi dan JK adalah pasangan yang saling melengkapi dan unik. JK sebagai saudagar Bugis yang sukses dan pengalaman yang segudang. Memberi warna kepemimpinan Indonesia dengan tagline “lebih cepat lebih baik”.

Muhammad Yusuf Kalla, adalah manusia praktis, lurus dan cepat mengambil keputusan. Adalah sesuatu yang tidak dimiliki oleh banyak orang.
Setiap pemimpin, baik nasional dan lokal, saat ini diuji dengan rujukan seperti di atas. Gaya yang serba formal, penuh pertimbangan dan bertele-tele telah menjadi bagian masa lalu. Publik menghendaki praktis, tidak formal dan turun lansung. Marah di depan umum tidak lagi menjadi tabu. Justru model seperti itu mendapat simpati di ruang publik.

Khalid Gibrani Pernah menulis, “kalau kautemukan seorang budak tertidur dan bermimpi tentang kebebasan, biarkan dia tetap dalam tidurnya”. Orang kedua mengatakan sebaliknya, “bangunkan dia agar dia tahu kenyataan hidup yang dihadapinya”.

Ada banyak golongan yang bagaikan siput berjalan sangat lamban untuk menuju kesejahteraan dan bahkan hamper putus asa untuk mencapai tujuannya. Tapi ada pula golongan begitu cepat menyesuaikan dengan perubahan dan menangkap setiap peluang dari pedati ekonomi global saat ini.

Munculnya kelas ekonomi menengah baru dan masuknya Indonesia menjadi anggota G20 dan semakin kuatnya pengaruh Indonesia di kawasan memberi bukti bahwa Indonesia semakin baik. 

Persoalan kita adalah jurang antara kelas menengah ke atas dengan kelas bawah terlalulebar.  Tidak adil distribusi sumber daya alam dan ekonomi antar warga.
Diperlukan kepemimpinan yang lebih berpihak dan lebih cepat dalam mengambil keputusan. Saat ini kita harus bangun dari tidur untuk bias menangkap peluang siapa yang cepat itu yang lebih baik.

Pernah saya bertanya kepada warga saya, “saat pemilihan Kepala Desa kenapa kau memilih dia ? Jawabnya,” saya pilih dia karena dia lemah, agar nanti Kepala Desa tidak seenaknya memerintah dan suruh membayar pajak macammacam………
Jawaban yang saya dapat ini tidak membuat saya optimis akan kuatnya kepemimpinan di Desa. Rakyat rela memilih yang lemah agar tidak memberatkan dalam kepemimpinannya.

Jokowi tidak lemah, hanya rakyat melihatnya lemah lembut. Mungkin disinilah letak kekuatan, sehingga terpilih bersama dengan Jusuf Kalla. Kelembutan itulah juga agar rakyat tidak diberatkan dengan berbagai tambahan Pajak dan menarik subsidi. Termasuk memberatkan dengan kenaikan BBM.

Pandangan saya, semoga distribusi sumber daya alam dan ekonomi semakin berpihak ke bawah. Dari kebijakan presiden, baru kita. Agar tercipta keadilan ekonomi dalam masyarakat. Ambil dari kalangan atas untuk kepentingan ekonomi kelas bawah. Demikian juga daerah agar dapat disempitkan perbedaannya Daerah Kaya dan Daerah Miskin. Agar pembiayaan daerah lebih adil.

Masyarakat lokal banyak berharap terhadap APBD di daerah. Dana daerah memang mencukupi dan bahkan lebih karena APBDnya triliunan rupiah. Tapi ada juga daerah yang APBDnya hanya cukup untuk menggaji PNS. Daerah seperti ini tidak banyak yang bias dilakukan.

Seperti halnya 6 kabupaten di Sulbar, jumlah APBDnya tergolong kelas kecil. Potensi sumber daya alam kita belum member kontribusi terhadap pendapatan. Karena itu diperlukan kepemimpinan yang lebih kuat dan komitmen. Lerelerekan adalah wilayah yang telah produktif. Sayangnya tidak diketahui sejauhmana perjuangan untuk mendapatkan provite share.

Kepemimpinan yang lebih friendly dan lebih bergaul dengan semua kalangan, serta memiliki komitmen yang kuat tidak cepat berubah-ubah. Sangat dibutuhkan hadir di tengah kita. Saya meyakini bahwa era baru kepemimpinan Indonesia akan membawa perubahan serta akan berpengaruh dengan gaya kepemimpinan lokal pada akhirnya. Era protokoler dan pengamanan yang ketat bagi gaya kepemimpinan akan ditinggalkan di masa datang.
Dr.suhardi duka

JANGAN BUAT KESEPAKATAN DGN ORG BURUK

OLEH : DR.H. SUHARDI DUKA, MM

Pa SDK dan Putrinya ( foto : M.Nur OKT )

Dunia ini dipenuhi oleh cukup banyak orang-orang yang baik dan jujur, jangan bodoh untuk membuat kesepakatan dengan orang-orang yang tdk jujur.                                                                Adalah suatu malapetaka bagi kita bila dalam perjalanan karier kita, ataupun bisnis dan bahkan politik kita sempat berkomitmen dengan orang-orang yang tidak baik dan tidak jujur serta selalu lari dari komitmennnya.

Bila dalam dunia bisnis sebaiknya anda harus segera meninggalkan meja negoisasi dan mencari perusahaan yang lebih jujur untuk berhubungan bisnis dengan anda.
Jika anda tidak bisa mempercayai mereka sekarang  apakah anda akan dapat mempercayai dikemudian hari ?

Orang-orang yang memiliki integritas memiliki kecenderungan untuk berprestasi, inovasi sedangkan tanpa integritas cenderung tidak berprestasi dan sering menjadi sumber konplik, atau minimal suka berkonflik.

Orang yang baik tetaplah orang yangh baik dan akan banyak memberi manfaat bila anda bekerja sama, jadi jalinlah kerjasama dengan orang yang jujur dan baik. Sedang orang buruk dan tidak jujur tidak akan memberi maanfaat kepada dirimu atau pun dalam kerja sama anda.

Saya pernah membaca buku yang membahas ajaran
Syekh Siti Jenar,  Pokok ajarannya adalah “Manunggaling Kawulo  Gusti”  oleh para ulama ada yang berpendapat sebagai aliran filsafat sufisme jahili dan ada juga berpendapat bahwa ajaran syekh siti jenar adalah ajaran sufisme murni.

Persoalan berikut adalah bagaimana menghubungkan kebenaran dan kejujuran serta kebaikan, satu obyek sering dilihat dari dua sudut pandang, sebagaimana pokok ajaran siti jenar.
Pengalaman adalah guru terbaik, tetapi dapat menjadi mahal jika anda belajar dari kesalahan anda sendiri. Lebih baik belajar dari kesalahan orang lain.  Dalam agama kita di ajar untuk selalu berbuat baik, demikian juga kita di ajar untuk tidak  melakukan. Karena ajaran yang hanya pada kebaikan tidak lah cukup jika tidak mengajarkan apa yang jangan dilakukan.

Islam adalah agama yang sempurna, resmi dan ridho, karena bukan seremoni yang membuat iya resmi dan sempurna, tetapi pemilik itulah yang menyempurnakannya sendiri. 

“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat”Ku dan telah kuridhai Islam sebagai agamamu. ( Al-Maida :3)

SYUKURILAH


                                    Sapota 1 juli 2014


                                                SDK
Saran dan masukan
Facebook suhardiduka
Twiter@duka_suhardi


Email :duka_suhardi@yahoo.com

Kamis, 13 November 2014

KETIKA HAKIM MENGHUKUM DIRINYA

OLEH : DR.H.SUHARDI DUKA, MM



Foto : Facebook



Dimanakah sebenarnya keadilan, apakah pada pasal2 yang tertera di letaratur hukum sepertim KUHP.
Karena di kitab undang-undang semua pasal tertera secara jelas hukuman terhadap satu pelanggaran.
Ataukah di palu seorang hakim, yang menjatuhkan fonis bagi setiap pencari keadilan ataupun terdakwa. 

Hakim dapat saja menjatuhkan hukuman terhadap seseorang diluar dari ketentuan pasal yang dituduhkan  jpu pd.seseorang, bila seorang hakim yakin terhadap keputusannya itu.

Dan apakah justru keadilan itu terletak pada pundak seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap urat nadi kehidupan rakyat.

Adalah umar bin Khatab, seorang halifa kedua setelah abubakar, dalam kepemimpinannya sering berkeliling ditengah kehidupan rakyatnya, dan bahkan pernah suatu ketika beliau sendiri yang mengambil gandum dari baitul mall kemudian dia pikul untuk dia berikan kepada rakyatnya yang sedang kekurangan.

Sesungguhnya spekturn keadilan adalah kebijakan, apabila dalam suatu Negara dan daerah tercipta kebijakan yang baik maka disitulah mulai adanya embrio keadilan.
Kebijakan tidak hadir begitu saja iya diciptakan, dibuat dan di implementasi. Siapa yang membuat dan mengimplemntasi adalah Pemimpin.

Sebaik apapun pasal2 dalam kitab undang2 bila diterapkan dalam suatu kehidupan masyakat yang serba timpang, kesenjangan yang lebar antara kaya dan miskin, terdidik dan tidak terdidik, agama kurang di pahami
Dan tingkat disiplin yang rapuh. Maka hakim akan sangat sulit menciptakan keadilan itu.

Pemimpinlah yang utama untuk memperbaiki struktur social dalam masyarakat, ditangan seorang pemimpin ada kekuasaan, apabila kekuasaan ini digunakan untuk menciptakan kebijakan2 yang baik dan di implementasikan serta diawasi dengan baik pula maka kehidupan masyarakat yang timpang itu akan dapat diperbaiki, agamapun akan dapat di amalkan dengan sungguh2.

Saya tertarik dengan cerita seorang Hakim Arifin, dia menghukum seorang nenek yang miskin mencuri 2 biji singkong untuk makan cucunya dan bersamaan diapun menghukum dirinya dan bahkan seluruh pengunjungn sidang saat itu.

Seorang nenek mencuri makanan akibat kemiskinannya, dan dilaporkan alkhirnuya terjadilah proses hukum,  Hakim yang mengadili perkara ini taat terhadap pasal2 hukum maka, dia menjatuhkan hukuman kepada sang nenek, denda Rp. 1 juta / atau kurangan badang 2.5 tahun bila tdk dibyar, Pada saat yang sama hakim menghukum dirinya untuk membayar 1 juta sebagai pengganti hukuman badan tadi, dan bukan hanya itu hakimpun menjatuhkan hukuman 50.ribu bagi setiap pengunjung karena kelalain semua mengakibatkan nenek mencuri akibat kemiskinannnya.

Ada beberapa Pilar Negara, Yaitu pemimpin yang bijak, hakim, yang adil, alim ulama yang jujur dan Pengusaha yang dermawan, bila ini kita bisa hadirkan ditengah tengah kita dari puasa ke puasa saya yakin Indonesia akan semakin baik.



                    Mamuju, 3 Juli 2014


                            SDK



KOMUNIKASI YANG GAGAL

OLEH ; DR. H.SUHARDI DUKA, MM

 Foto Facebook



Komunikasi adalah suatu proses intraksi antara manusia melalui pesan yang disampaikan satu pihak dan direspon oleh pihak lain. Dalam komunikasi akan terjadi kesamaan pandangan terhadap suatu obyek bila komunikasi itu sukses, akan tetapi bila komunikasi gagal maka akan terjadi kegagalan hubungan bahkan bisa terjadi penolakan dan pertikaian.



Sepertin halnya saya dengan humas, dan MC di Lapangan merdeka saat sholat idul adha, terjadi kegagalan komunikasi, tidak terjadi salin pengertian bahkan komunikasi tahap kedua terputus dari pesan tahap pertama. Saya menyampaikan kepada Humas bahwa untuk Sholat  idul adha saya tidak memberi sambutan, Tapi justru setelah saya menyerahkan Piala, Mc mempersilahkan saya Sambutan.

Bagaiman Komunikasi yang sukses ?,, adalah contoh Nabi Ibrahim AS. Kepada anaknya Nabi Ismail AS, saat Ibrahim menerima perintah kurban dari Tuhannya.



Yah anakku, sesungguh aku melihat dalam mimpi  aku menyembelihmu bagaimana pendapatmu ?,,,,,,

Apa jawaban Ismail, Jika sekiranya itu perintah (Allah) maka lakukan

Lah Ayah, dan kamu akan melihat aku dalam kesabaran.

Dialog ini Ibrahim mensejajarkan dirinya dengan anaknya, dalam komunikasi di sebut empaty, dia tdk mengambil kedudukan  ayah dengan anak, tapi justri Ismail menempatkan dirinya setingkat dibawah ayahnya.

Dengan demikian komunikasi yang terjadi sangat efektif dan dibarengi dengan tingkat  kepercayaan yang tinggi diantara mereka. Akibat tingkat kepercayaan komunikator yang tinggi maka nilai pesannya sangat efektif.



Bagaimana dengan komunikasi politik, Saat ini dalam pengamatan saya banyak komunikasi yang gagal, dan juga di putar balik.

Lolosnya undang-undang Pilkada menlalui DPRD, pemilihan pimpinan DPR-RI dan MPR-RI adalah contoh konkrit.

Ego sebagai pemenang Pemilu dan pilpres terus terbawa dalam komunikasi politik, tidak ada empaty yang muncul dari sikap pemenang. Dilain sisi   pihak yang kalah mampu menjaga prasaan yang sama, akibatnya komunikasi yang terbangun diantra mereka menjadi sangat efektif secara terus menerus, tidak tergerus oleh eforia kemenangan dan tawaran jabatan pihak lain.



 Kualisi kecil melawan kualisi besar sesungguhnya tidak sulit bila komunikasi yang dilakukan dengan cerdas dan terampil, tidak sebaliknya dipenuhi prasangka dan  pelampiasan kesalahan.  Komunikasi yang terbangun di elite dan akar rumput sangat berbeda, pada akar rumput menyembunyikan fakta untuk pencitraan bisa saja dilakukan dan public tidak menelusiri secara detail, tapi di elite tentu sangat sulit karena sama berada di pentas permainan, menyembunyikan  fakta sangat sulit.



Kualisi merah putih unggul dalam memimpin parlemen, dpr-ri dan mpr-ri, adalah satu phenomena baru Indonesia, dimana pemerintahan akan dijalankan oleh kualisi Indonesia hebat dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. 


Akan membawa harapan baru karena akan terjadi cek and balances yang cukup kuat di parlemen, dengan demikian Pemerintah akan terkontrol dengan baik oleh parlemen.  Kuncinya adalah bagaimana terjadi hubungan yang baik antara keduanya untuk kepentingan bangsa. Komunikasi yang diharapkan tercipta adalah komunikasi yang horizontal bukan vertical. Jika Kualisi Indonesia Hebat kembali menerapkan komunikasi vertikal maka akan sangat sulit bagi pemrintahannya.





SAPOTA 8 Okt. 2014

Rabu, 12 November 2014

MARAH DAN SENSASINYA YANG ALAMI

 OLEH : DR.H.SUHARDI DUKA, MM


Foto : Muh. Nur OKT
Sesungguhnya marah itu sampai saat ini belum dilarang, bisa saja kita marah karena marah adalah reaksi psikologis terhadap suatu lingkungan dan keadaan yang tidak di kehendaki oleh seseorang.


Kalau semua orang  taat pada aturan buat apa kita marah, kalau patuh maka tidak akan ada hak yang terlanggar, akan berjalan mekanisme yang normal dalam kehidupan bermasyarakat.  Demikian hal nya dengan pemerintah kalau semua pegawai taat, disiplin, dan terpola tingkah laku teladan dari atas kebawah maka akan dapat dihindari marah, rasa dongkol dan kekecewaan.



Hari senin tanggal 18 minggu lalu saya irup pada apel dikantor, niatnya saya ingin marah dan meledak ledak di upacara itu, sebagaimana trend kepemimpinan saat ini, Kepala daerah marah kemudian di blowup media dan di unggah di youtube, terhadap beberapa laporan pungli di SKPD dan di media social. Di upacara bendera itu betul saya marah, bahkan menunjuk 3 skpd yang mendapat laporan itu, dan tindak lanjut dengan rapat terbatas 3 skpd dan inpektorat di ruang kerja saya agar terjadi pembinaan  dan tindakan.



Apa sih sebenarnya “marah”…………………

Amarah adalah suatu bentuk emosi seseorang,  emosi sendiri memiliki kekuatan bisa menghancurkan dan atau membangun kehidupan seseorang. Ketika emosi terlepas tidak dapat dikendalikan maka ini bisa menghancurkan kehidupan seseorang dan orang di sekelilingnya, ini sangat berbahaya, tapi marah juga dalam kehidupan tidak bisa ditinggal begitu saja dalam suatu suasana ia sangat diperlukan.          Marah  seperti ini adalah marah dengan batas batas dan pengendalain yang tinggi, diperlukan untuk memperbaiki sistim, atau orang agar kembali pada kesadarannya untuk kepentingan organisasi.



Pengalaman saya marah, banyak staf dan teman menjadi baik, akibat  marah malah dia jadi berprestasi, tidak mengulangi kesalahan yang pernah dia lakukan, akibat saya marahi dia juga menjadi sangat hormat dan menjaga hubungan dan amanah yang diberikan, ada juga akibat saya marahi malah dia pindah dari pemkab Mamuju. ( semoga di tempat lain tidak dpt marah lagi )



Gaya marahpun bermacam macam, ada marah kolegtif, ada marah parsial.

Marah kolektif adalah  reaksi dari terlanggarnya sistim, dan tidak tercapainya target dari suatu tujuan jangka pendek. Biasanya marah seperti ini dilakukan pimpinan tidak menunjuk orang  tapi secara kolektif marah dan kecewa kepada semua staf dalam lembaga.

Marah parsial, adalah marah yang ditujukan kepada orang perorang, akibat kesalahan yang di buat, biasanya dalam suatu tempat tertentu yang secara person antara yang marah dan yang di marahi.


Dalam perjalanan hidup saya kedua cara marah diatas asli saya alamai, saya pernah dimarahi secara kolektif dan sayapun pernah di marahi secara parsial.

Demikian halnya saya pernah memarahi secara kolektif dan sayapun pernah memarahi secara personal.


Bagaimana perasaan seseorang setelah dimarahi, pada umumnya dirasakan  dua hal, pertama donggkol, merasakan sial kena marah pagi pagi kemudian menyalahkan orang lain tampa melakukan koreksi terhadap dirinya, tidak berpikir sebab akibat justru merasakan ketidak adilan dari yang me marahi. Kedua, sedih dan tenang setelah di marahi merenung sebab dia mendapat marah kemudian berusaha menemukan titik titik perbaikan, menyadari kesalahan dan berjanji dalam hati untuk tidak melakukan dan mengecewakan lagi.  Cara seperti ini banyak mengubah hidup seseorang setelah di marahi, ia berangkat dari titik nol kemudian menatap masa depan dengan penuh optimisme, dan pada ahirnya keadaan berbalik dialah yang berhak marah tampa harus dimarahi siapapun.



Dalam suatu penelitian, Goldonn Galllup, professor psykologi dari university at Albany dan State University of New York juga mendukung pernyataan bahwa,  70,1 % laki2 bercinta setelah salin marah, dan 58 % wanita mengakui hal yang sama. Bercinta setelah pertengkaran di akui memiliki sensasi tersendiri, ada sesuatu yang tidak biasa bila dilakukan setelah pertengkaran. Bagi yang tidak pernah merasakan munkin akan berpikir lain, yah  enak saja setelah berantem mau mengajak bercinta laki laki egois dan lain lain.  Tapi yang pernah merasakan pasti mengalami sensasinya, walau hal ini tidak bisa di ciptakan dia alami. ( jd jangan mencoba bertengkar dulu baru mau)



Pimpinan yang marah, ?,,,,,,,,,

Marah karena sakit, tekanan darah naik  anak buah jadi uring uringan korban marah marah akibat pengaruh tekanan darah.

Marah  karena dimarahi, Sopir dan staf jadi korban, pagi sudah kena marah akibat diapun baru saja dapat marah dari istri akibat pulang larut malam.

Marah karena teguran, Atasan baru saja menegur akibat adanya kesalahan ataupun berita penyimpangan di media, diapun rantaikan kemarahan atasan ke anak buahnya agar tercipta keseimbangan psikologisnya.

Marah juga akibat kekecewaan atas hasil kerja yang tidak mencapai target.



Setiap organisasi harus memiliki target kerja, termasuk pemerintah, APBD memiliki target tahunan, minimal angka pertumbuhan ekonomi,  penurunan angka kemiskinan, Pengangguran , IPM, dan target kerja lainnya seperti hasil audit WTP atau WDP. Apabila kepala daerah tidak memiliki target kerja dan tidak mengevaluasi hasil kerjanya, maka tidak perlu marah, dan kalau dia marah itu marah karena sakit.


Semoga kita marah, karena alasan yang jelas dan kalau tidak punya alasan sebaiknya jangan marah bos.




LIBERALISME DAN PERSAINGAN SEMPURNA PADA PASAR ISLAMI "

OLEH ; DR.H.SUHARDI DUKA, MM

Foto : Muh. Nur OKT


Pasar dalam pandangan ekonomi Islam sangat berperan aktif, bila persaingan bebas dapat berlaku secara efektif.  Pasar tidak mengharapkan intervensi dari pihak manapun, termasuk otoritas Negara dalam penentuan harga.

Pasar itu mekanisme ekonomi dengan hukum-hukumnya termasuk hukum permintaan dan penawaran, karena pada dasarnya pasar tidak membutuhkan kekuasaan yang besar untuk mengatur apa yang harus di konsumsi atau diproduksi. 

Istilah ,Al- Ghazali,”pola keteraturan alami di pasar” dan selanjutnya Adam Smith
Mengatakatan serahkan saja pada “invisible hand “dan dunia akan teratur dgn sendirinya.
Dalam pemahaman itu harga sebuah komoditas di tentukan oleh penawaran dan permintaan, bila terjadi perubahan pada harga kemoditas tentu di akibatkan  pula oleh perubahan dari permintaan atau penawaran, Pernah suatu ketika terjadi kenaikan harga yang luar biasa di pasar di masa Rasulullah SAW, Kemudian sahabat meminta nabi untuk menentukan harga pada saat itu, lalu Nabi bersabda “Bahwa Allah adalah dzat yang mencabut dan memberi sesuatu, dzat yang memberi rezki dan penentu harga ….(HR. Abu Daud )

Ibnu Taimiyah mengatakan, “jika masyarakat melakukan transaksi jual beli dalam kondisi normal tampa ada bentuk distorsi atau penganiayaan apapun dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya penawaran atau banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah.

Selanjutnya dimana pasar” liberal” dan dan dimana pasar “islami,” pada dasarnya pasar tidak dapat dibedakan, dia adalah tempat transaksi jual dan beli barang dan jasa, dari sisi tempat dan peran pasar itu sendiri. Tapi pada saat kita mengamati prilaku manusia yang berperan di pasar barulah kita dapat membedakannya.

Islam mengenal adanya nilai nilai spiritualisme pada setiap materi yang dimiliki, yang menjadi central dari konsep moralnya adalah semua barang milik Allah SWT.  Islam tidak memperkenankan jika aktivitas bisnis dan perdagangan dapat melupakan kita kepada Allah SWT. Yang menjadi acuan adalah konsep yang tidak saling menzalimi dan kesepakatan secara “at-taradhin” (suka sama suka).

Bagaimana dengan pasar kita saat ini, apakah islami atau justru liberal ?........ Perlu dipahami bahwa liberalisme sangat sulit meninggalkan gen buruknya yaitu  “keserakahan”  pada saat sahwat ini yang mengendalikan pelaku di pasar maka pasar itu pasti tdk islami, selalu memiliki motif ganda untuk sebuah keuntungan.

Menjual barang yang  disamarkan dengan vormalin agar kelihatan asli, ini motif ganda alias tidak jujur demi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dan tampa memperhitungkan dampak bagi si pembeli.

Saya ingin ingatkan bahwa setiap bulan ramadhan, pasar rame akibat  tingkat konsumsi naik, artinya permintaan menjadi naik, tapi biasanya pula barang barang untuk ramadhan 2 bulan sebelum telah di perasiapkan sehingga stokpun cukup artinya keseimbangan tetap terjaga, alias normal bila normal maka harga tidak naik, ataupun kenaikan pada tingkat transfortasi itu biasa dan masih normal. Namun bila di buat tidak normal di dumping, monopoli baru akang terjadi pola yang tidak alami, atau invisible hand tidak bekerja, karena ada sahwat yang bermain.  Bila terjadi hal seperti itu maka pasar tdk islami, disisi lain justru bulan puasa kejadian itu sering terjadi apakah orang di pasar tidak berpuasa, saya kira penjual dan pembeli sama sama berpuasa hanya pemahaman kita tentang transaksi islami yang kurang.

Dalam ekonomi islam, setiap keputusan ekonomi seorang muslim tidak terlepas dari nilai nilai moral dan agama karena setiap kegiatan senantiasa dihubungkan dengan syariat, seorang muslim diminta untuk mengambil sebuah sikap moderat dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya, dia tdk boleh isr’af (royal berlebih lebihan)  tetapi juga dilarang pelit alias bakhil. Kita selalu diposisi tengah tengah, tidak boros tidak bakhil.

Ekonomi islam memiliki 3 karakteristik, ketiganya secara azasi dan bersama mengatur teori ekonomi dalam islam, yaitu asas akidah, akhlak dan asas hukum.

Akidah kita dgn firman Allah,  “kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(Al-maida 17)
Sesungguhnya Islam tidak memisahkan kehipan dunia dan kehidupan akhirat, semua aktifitas didunia akan selalu berdampak dan terhubung di ahirat. Demikian juga aktifitas ekonomi yang kita lakukan, dan keseimbangan antara individu dan kepentingan umum, sisi prinsip perbedaan dengan sistim liberal Islam tidak mengakui hak mutlak terhadap suatu materi dan kebebasan mutlak, islam memiliki batas batas tertentu dalam kepemilikan dan penggunaannnya.
Demikian juga aktifitas ekonomi islam dalam pemenuhan dan kesejahteraan, memiliki batas yaitu tidak boleh mengorbankan kepentingan umum untuk hanya diri sendiri.
Al-Maa’uun ayat 1-3,  Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?
                                          Itulah orang yang menghardik anak yatim,
                                         Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Jadi ekonomi islam adalah suatu sistim ekonomi, yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhin kebutuhannya dengan cara yang syar’i, Tidak berarti bahwa kita dalam sistim ini sulit, justru jelas aturannya, manusiawi, jujur, dan tidak pernah meninggalkan keseimbangan. Perdagangan Nabi sering kita artikan rugi, justru Nabi juga dalam perdagangannya untung, karena setiap perniagaan berharap untung dan keuntungan perniagaan adalah halal, Islam justru melarang kita meninggalkan anak keturunan dalam keadaan miskin, kita tidak dilarang kaya dan silahkan kaya yang penting cara memperoleh kekayaan itu islami, dan setelah kaya maka sebagian harta itu ada hak orang lain.

        “Dia adalah dzat yang maha pemurah yang selalu mengabulkan do’a
          dan tak pernah mengecewakan hambanya, asalkan mengikuti caranya”




                                                              Sapota,   7 juli 2014


                                                                         SDK