Social Icons

Selasa, 11 November 2014

TENTANG ORANG BAIK

OLEH : DR.H.SUHARDI DUKA, MM




Suatu ketika, saya menyaksikan seorang sopir angkot berhenti karena ada seorang Ibu-ibu paruh baya bersama 2 orang anaknya menghentikan angkot itu. Ibu tersebut tak langsung naik. Tapi pergi mendekati pintu sopir dan bertanya apakah aku bisa naik tapi aku tak punya uang?


Sopir itu tersenyum dan berkata: Boleh naik saja. Dia hanyalah seorang sopir. Ia bukan pemilik mobil, tapi kepedulian dan jiwa menolong begitu tulus tersembul dalam dirinya.

Coba bayangkan, apakah jika sekiranya pemilik tahu akan kelakuan sopir itu akan mensupport? Tidak justru marah kepada Sang sopir?

Sering kepedulian itu tak selamanya ada pada masyarakat atas. Tapi justeru ada pada mereka yang lemah. Perhatikanlah jejeran penerima penghargaan kalpataru dan penghargaan lingkungan lainnya. Mereka tidak datang dari orang yang hebat. Tapi justru hadir dari orang yang susah hidupnya tapi peduli akan kehidupan orang lain.

Banyak orang melantik dirinya sebagai seorang yang rendah hati, suka menolong, bahkan manusia serba benar dan orang lain salah. Tapi sesungguhnya tak pernah melakukan. Bahkan dia sering menutup got di depan rumahnya yang menyebabkan banjir.

Dalam kehidupan ini, kita akan selalu mengalami apa yang disebut, keluarga, hubungan organisasi, group atau tim, bisnis, atasan bawahan, dibantu dan menolong. Bila hubungan ini dihilangkan maka sekelas apapun seseorang, bisnis paling sukses, kepemimpinan paling berpengaruh atau pemerintahan yang paling berkuasa sekali pun akan hancur dan tak berarti. Sebaliknya bila dikembangkan dan didongkrak maka ini sangat berpotensi untuk menciptakan sukses yang besar bagi manusia.

Rendah hati,  atau pun sifat menolong bukanlah milik mutlak satu agama. Tapi ia adalah sifat manusia yang diharapkan ada pada setiap individu, hubungan dan kedudukan, dapat dikapitalisasi, maka dunia tak akan setimpang ini.

Saya pernah mengajukan konsep teoritis kepada promotor saya tentang zakat dalam suatu korporasi atau lembaga pemerintah. Saya pun diminta mempresentasikan. Apa komentarnya?
Sang Promotor berpesan: Sekelas apapun teorimu tapi kalau kamu tidak melaksanakannya, tidak akan pernah dirasakan umat manusia. Teorimu itu akan menjadi penghias perpustakaan belaka.

Dalam hidup kita tidak dituntut banyak. Sedikit pun kalau kita telah melakukannya akan sangat berarti untuk kelanjutan hidup. Jangan hanya dikatakan, tapi lakukan apa yang bisa dilakukan untuk orang lain. Maka waktu adalah ladang untuk menciptakan kepercayaan dan kebaikan. Lakukanlah, agar anda mendapatkannya. (sdk)

Kritik dan saran

sdk.suhardi@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar