Sumber foto : Laman Facebook Pa SBY
Sepuluh tahun memimpin Indonesia, diawali di masa sulit dan krisis ekonomi
serta cadangan devisa yang sangat kecil dengan pertumbuhan yang rendah. Serta
stabilitas politik dan demokrasi yang belum stabil. Ditambah lagi dengan
kekuatan alusista TNI yang sangat rendah disertai embargo dari Amerika.
Akibatnya dipandang sebelah mata Negara tetangga.
Hari ini 20 Oktober 2014, Presiden baru
Joko Widodo dan Muh. Jusuf Kalla dilantik menggantikan Soesilo Bambang
Yudhoyono (SBY) sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan yang akan
memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Tentu dengan harapan baru dan gaya
kepemimpinan yang berbeda dalam membawa masa depan Indonesia ke arah yang lebih
baik.
Di akhir-akhir masa jabatan beliau banyak
disalahkan dan dihujat di social media, akibat 2 isu pokok. Yaitu tentang
kenaikan BBM dan lahirnya Undang-undang 22 tentang Pilkada melalui DPRD. Media
massa tampaknya tak memberi dukungan sedikit pun kepada SBY. Demikian juga para
pengamat yang dikomandoi oleh salah satu TV swasta nasional.
SBY diharap sesegera mungkin menaikkan BBM
agar tak membebani Presiden terpilih Jokowi dalam melaksanakan Pemerintahannya.
Demikian halnya dengan lahirnya UU Pilkada DPRD justeru SBY disalahkan akibat
ditolaknya 10 opsi perbaikan yang diajukan partai Demokrat hingga mengakibatkan
walk out saat pengambilan keputusan.
Sedikit saya memandang bahwa kurang elok
seorang pemimpin yang telah memimpin bangsa 10 tahun dengan segala kemampuan,
tenaga dan waktu yang dicurahkan, justeru berakhir dengan gempuran kritik dan
pandangan yang sangat miring. Tanpa ingin sedikit memberi apresiasi akan
prestasi yang dicapai bangsa ini selama 10 tahun terakhir.
Namun demikian, saya yakin, SBY takkan
pernah dilupakan oleh para Guru. Karena di era beliau, Undang-undang dan
anggaran pendidikan dipatok 20 persen melalui APBN dan APBD. Kebijakan SBY juga
telah melipatgandakan gaji para guru dengan tunjangan sertifikasi, serta
kucuran dana melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Demikian juga beliau takkan dilupakan para
tenaga kontrak nasional baik sebelum K1 sampai k2. Karena di era beliau tenaga
kontrak daerah diberi jatah pengangkatan untuk menjadi pegawai negeri sipil
(PNS). Termasuk para guru dan para medis, serta tenaga teknis lainnya.
Saya juga meyakini bahwa para kepala Desa
akan sulit melupakan jasa SBY. Karena di era beliau ada PNPM Mandiri pedesaan
yang anggarannya langsung ke desa. Serta lahirnya Undang-undang Nomor 7 tentang
Desa, yang di dalam undang-undang tersebut merekomendasikan anggaran desa
sekitar Rp1 Milyar.
Rakyat Miskin pun akan mengenang beliau,
dengan banyaknya program pengentasan kemiskinan. Termasuk Asuransi kesehatan
BPJS yang telah terbukti memberi jaminan kesehatan kepada rakyat miskin dan
rentang miskin.
Demikian halnya di level global, SBY juga
mampu membawa posisi tawar Indonesia lebih bermartabat. Ekonomi Indonesia dalam
G20, dan Indonesia berada di peringkat 16 ekonomi dunia. Hal ini tak lepas dari
kuatnya pengaruh Indonesia dalam pergaulan dunia. Baik di asia maupun secara
global dengan tidak adanya lagi embargo dari Negara mana pun kepada Indonesia.
Kini TNI juga dapat berbangga hati dengan
kemampuan Alat persenjataan yang dimiliki bangsa ini. Saat ini Negara tetangga
tak lagi berani mengganggu kedaulatan
wilayah Indonesia dengan kekuatan alusista yang kuat seperti sekarang.
Selamat jalan SBY, Indonesia bangga akan
karyamu 10 tahun memimpin Indonesia tentu kesemuanya akan menjadi amal
ibadahmu. Setiap manusia punya kelebihan tapi juga bukan malaikat pasti ada
kelemahan. Jika masih ada yang belum terselesaikan, bukan berarti tertolak
semuanya (maa laa yudraku kulluh, laa yutraku kulluh).
Selamat Datang Bapak Joko Widodo dan Muh.
Yusuf Kalla, untuk Indonesia lima tahun ke depan. Saya berharap Indonesia,
Sulbar dan Mamuju akan lebih baik. Amin. (SDK)
Kritik dan saran;
sdk.suhardi@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar