Social Icons

Kamis, 13 November 2014

KOMUNIKASI YANG GAGAL

OLEH ; DR. H.SUHARDI DUKA, MM

 Foto Facebook



Komunikasi adalah suatu proses intraksi antara manusia melalui pesan yang disampaikan satu pihak dan direspon oleh pihak lain. Dalam komunikasi akan terjadi kesamaan pandangan terhadap suatu obyek bila komunikasi itu sukses, akan tetapi bila komunikasi gagal maka akan terjadi kegagalan hubungan bahkan bisa terjadi penolakan dan pertikaian.



Sepertin halnya saya dengan humas, dan MC di Lapangan merdeka saat sholat idul adha, terjadi kegagalan komunikasi, tidak terjadi salin pengertian bahkan komunikasi tahap kedua terputus dari pesan tahap pertama. Saya menyampaikan kepada Humas bahwa untuk Sholat  idul adha saya tidak memberi sambutan, Tapi justru setelah saya menyerahkan Piala, Mc mempersilahkan saya Sambutan.

Bagaiman Komunikasi yang sukses ?,, adalah contoh Nabi Ibrahim AS. Kepada anaknya Nabi Ismail AS, saat Ibrahim menerima perintah kurban dari Tuhannya.



Yah anakku, sesungguh aku melihat dalam mimpi  aku menyembelihmu bagaimana pendapatmu ?,,,,,,

Apa jawaban Ismail, Jika sekiranya itu perintah (Allah) maka lakukan

Lah Ayah, dan kamu akan melihat aku dalam kesabaran.

Dialog ini Ibrahim mensejajarkan dirinya dengan anaknya, dalam komunikasi di sebut empaty, dia tdk mengambil kedudukan  ayah dengan anak, tapi justri Ismail menempatkan dirinya setingkat dibawah ayahnya.

Dengan demikian komunikasi yang terjadi sangat efektif dan dibarengi dengan tingkat  kepercayaan yang tinggi diantara mereka. Akibat tingkat kepercayaan komunikator yang tinggi maka nilai pesannya sangat efektif.



Bagaimana dengan komunikasi politik, Saat ini dalam pengamatan saya banyak komunikasi yang gagal, dan juga di putar balik.

Lolosnya undang-undang Pilkada menlalui DPRD, pemilihan pimpinan DPR-RI dan MPR-RI adalah contoh konkrit.

Ego sebagai pemenang Pemilu dan pilpres terus terbawa dalam komunikasi politik, tidak ada empaty yang muncul dari sikap pemenang. Dilain sisi   pihak yang kalah mampu menjaga prasaan yang sama, akibatnya komunikasi yang terbangun diantra mereka menjadi sangat efektif secara terus menerus, tidak tergerus oleh eforia kemenangan dan tawaran jabatan pihak lain.



 Kualisi kecil melawan kualisi besar sesungguhnya tidak sulit bila komunikasi yang dilakukan dengan cerdas dan terampil, tidak sebaliknya dipenuhi prasangka dan  pelampiasan kesalahan.  Komunikasi yang terbangun di elite dan akar rumput sangat berbeda, pada akar rumput menyembunyikan fakta untuk pencitraan bisa saja dilakukan dan public tidak menelusiri secara detail, tapi di elite tentu sangat sulit karena sama berada di pentas permainan, menyembunyikan  fakta sangat sulit.



Kualisi merah putih unggul dalam memimpin parlemen, dpr-ri dan mpr-ri, adalah satu phenomena baru Indonesia, dimana pemerintahan akan dijalankan oleh kualisi Indonesia hebat dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. 


Akan membawa harapan baru karena akan terjadi cek and balances yang cukup kuat di parlemen, dengan demikian Pemerintah akan terkontrol dengan baik oleh parlemen.  Kuncinya adalah bagaimana terjadi hubungan yang baik antara keduanya untuk kepentingan bangsa. Komunikasi yang diharapkan tercipta adalah komunikasi yang horizontal bukan vertical. Jika Kualisi Indonesia Hebat kembali menerapkan komunikasi vertikal maka akan sangat sulit bagi pemrintahannya.





SAPOTA 8 Okt. 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar