Ditulis di Kompasiana Oleh : Muhammad Nur pada tanggal 5 Januari 2011.
Kursi Kosong foto :
( flickr Hien 1234 )
Fenomena bunuh diri dengan cara melompat dari Gedung bertingkat telah
menjelma menjadi gejala baru untuk mengakhiri hidup manusia yang ingin
menghabisi hidupnya dengan sia-sia, Trend bunuh diri dengan melompat
dari Mall atau tempat ketinggian sering menghiasi layar kaca televisi
nasional, di jakarta saja dalam rentang waktu 2 bulan yaitu dari bulan
Nopember 2010 telah terjadi 7 kali peristiwa bunuh diri kebanyakan dari
gedung pusat perbelanjaan atau Mall, untuk lebih lengkapnya saya
sertakan datanya seperti ini :
1) 4 Januari 2011, Hendrik Cendana ( 47 tahun ) tewas seketika, Alamat :
Jakarta, terjun dari Lantai 3 Gaja Mada Plaza Jakarta Pusat.
2) 4 Januari 2011, Iwan ( 37 tahun ) sampai hari ini masih dalam
perawatan intensip Rumah sakit Sumber Waras Jakarta Barat, Alamat :
Jalan mangga besar Jakarta, melompat dari lantai 9 Hotel Boetiq, jalan
S.Parman Jakarta Barat, diduga masaalah keluarga.
3) 3 Januari 2011, Agus Wartono, meninggal dunia terjun dari lantai 6
Blok M Square, dugaan bunuh diri karena defresi akibat penyakit.
4) 28 Desember 2010, Gendra Aldysa, melompat dari lantai 15 Apartemen
Hamtons Park Cilandak Jakarta Selatan diduga karena tidak diberi uang
oleh orang tuanya untuk membeli Tiket menonton Final Piala AFF.
5) 20 Desember 2010, Kwang Yung, tewas seketika, melompat dari lantai 3 Mall FX Plaza.
6) 15 Desember 2010. Linda Sari pengusaha Kitcen Set ( 34 Tahun )
melompat dari lantai 27 Apartemen Istana Harmoni nyawanya tak dapat
tertolong dan tewas dengan kepala pecah.
7) 14 Desember 2010, Yani ( Pembantu RT 12 tahun ) terjun bebas dari
lantai 11 Apartemen Gading View River city, diduga karena masalah Cinta.
8) 30 Nopember 2010, seorang pria belum di kenal tewas seketika melompat dari Lantai 4 Mall Ciputra.
9) 30 Nopember 2010, Suhunan Syahrir ( 44 tahun ) tewas bunuh diri dari lantai 7 Gaja Mada Plaza Jakarta.
Satu bulan sebelumnya diperkirakan ada 13 kejadian serupa yang terjadi
di Jakarta. Menyaksikan fenomena ini maka wajarlah kalau para pengelola
gedung bertingkat di himbau untuk melakukan perbaikan dengan meninggikan
pagar atau dinding pembatas yang langsung mengarah keluar gedung , yang
memungkinkan mereka yang berniat bunuh diri urung melaksanakan niatnya.
Disamping upaya pencegahan dengan meninggikan pagar
atau dinding pembatas diperlukan pula upaya-upaya preventif lainnya,
oleh pihak-pihak yang berkompeten mengharapakan agar para pengelola
dapat memasang CCTV pada area yang dianggap rawan untuk melakukan
penerjunan bebas dalam upaya mengakhiri hidup. Kalau perlu menyiapkan No
telepon khusus yang gampang dihubungi baik oleh sang calon Penerjuan
untuk berkomunikasi maupun oleh petugas yang ada di Mall , karena
biasanya mereka yang akan melakukan bunuh diri dalam kesepian, dalam
kesendirian mereka perlu diajak berkomunikasi, hanya beberapa detik saja
seseorang akan melompat untuk mengakhiri hidup, tapi tiba-tiba ada
yang menegur dan mengajaknya bicara niscaya mereka akan membatalkan
niatnya untuk bunuh diri.
Penyebab bunuh diri seperti yang kita dengar dan baca di media cetak dan
elektronik disebabkan oleh beragam permasalahan yang bagi mereka tak
ada jalan keluarnya, tekanan ekonomi, masalah cinta dan keluarga,
dibarengi dengan kurangnya komunikasi, masih mendominasi upaya bunuh
diri, di Indonesia.
Banyak orang bertanya-tanya mengapa ya akhir-akhir ini banyak orang yang
mengakhiri hidupnya dengan terjun dari Mall dan Gedung bertingkat ?
Kalau saya yang bukan akhli Sosiologi dan Physchologi akan menjawab
berdasarkan feeling saja, bahwa dulu sebelum Mall dan gedung2
bertingkat masih jarang, biasanya bunuh diri dilakukan dengan gantung
diri, atau minum racun, paling banter terjun bebas dari jembatan. Di
Daerah-daerah yang belum ada Gedung bertingkat di pastikan tak ada
satupun kasus bunuh diri yang dilakukan dari Mall atau Gedung
bertingkat.
Kenapa Fenomena Bunuh diri mall atau gedung bertingkat saat ini marak
dan menjadi Fenomena sosial, menurut Sosilogi, saya lupa namanya di
sebuah wawancara TV mengatakan, penyebabnya adalah upaya sesorang untuk
menunjukkan jati diri dan rasa ketidak puasannya kepada khalayak ramai
tentang apa yang sedang terjadi saat ini ditengah kemelut yang
dihadapinya.
Apapun itu bagi saya tak terlalu penting, karena mana
mungkin seseorang yang telah mati tanpa meninggalkan pesan bisa di
ketahui isinya. Yang terpenting dan segera ditindak lanjuti ialah upaya
pencegahan terhadap seseorang yang berniat bunuh diri, agar kejadian
tragis yang dilaknat oleh Allah dapat diminimalisir kalau bisa di
hilangkan. Sayangilah nyawa anda karena nyawa adalah milik kita yang
paling berharga dan tak dapat digantikan dengan apapun, mengakhiri hidup
dengan bunuh diri bukanlah alternatif pemecahan masaalah, karena
selepas bunuh diri anda akan menuju ke NERAKA **
Data : VIVAnews dan Global.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar