Social Icons

Selasa, 26 Januari 2016

PNS DALAM MENTAL PRIYAYI

 OLEH : DR.H. SUHARDI DUKA, MM



Sikap yg menempatkan posisi Sebagai pelayan di kalangan PNS belum sepenuhnya dapat diterapkan walaupun reformasi birokrasi sudah berjalan hampir 1 dekade.
Bahkan posisi PNS dalam kelas sosial masih memposisikan diri Sebagai kelas menengah keatas bersama dengan kalangan swasta. Kesejahteraan PNS memang perlu di tingkatkan agar dapat menghindarkan diri dari prilaku korupsi baik itu peningkatan gaji maupun peningkatan tunjangan kinerja dan lainnya.  Akan tetapi persoalan mengubah prilaku yang dilayani menjadi pelayan adalah suatu yang di haruskan.


Dalam visi Nawacita, dan revolusi mental hendaknya dijadikan Sebagai upaya untuk mengubah kebiasaan  PNS yang ber mental dilayani menjadi melayani masyarakat.
Kata kata pelayan Bagi PNS jangan di artikan rendah atau starata rendah yang bisa memalukan Bagi PNS.  Karena pelayan Bagi PNS tidak sama konotasinya dengan pelayan di restoran.  Demikian halnya kata pembantu, yang melekat pada menteri tidak sama konotasinya dengan kata pembantu yang melekat pada rumah tangga. Menteri Sebagai pembantu president tidaklah rendah.

Pelayanan yang diberikan PNS tujuannya adalah Kesejahteraan , kepuasan , kemudahan, percepatan dan murah Bagi masyarakat. Untuk itu PNS dalam me revolusi dirinya. Mampu mentranformasikan diri untuk ber inovasi dan menyatu dengan kemajuan tekonologi.
Bukan lagi saat ya PNS di ukur dari sisi kehadiran ya Saja Akan tetapi Lebih jauh dari itu ada out came dari setiap kinerja yang terukur.

Bekerja di rumah atau dimana Saja Bagi PNS dapat Saja  dinilai Sebagai satu kinerja, biar tdk di kantor sejauh target kerja yang diberikan dapat dipenuhi dan bahkan bisa melampaui target.  Dengan aplokasi E Gov, PNS semakin dimunkinkan untuk bekerja diluar rungan dan batasan waktu kantor.
Generasi PNS yang saat ini memegang jabatan puncak  seperti esalon II  masih banyak yang tidak paham IT. Mereka pada saat kuliah masih menggunakan mesin ketik  menyelesaikan skripsi dan thesis, mereka yang lahir tahun 70 ke bawah, dan iya tidak menyediakan diri dan belajar tekonologi informasi. Cirinya adalah mereka yang menggunakan HP, untuk menelpon Saja dan SMS.
PNS generasi ini sulit berubah, Hanya satu dua orang yang benar2 berusaha untuk me reformasi diri baik dalam tugas maupun dalam tekonologi IT dan inovasi.

Suatu saat di kantor pemkab mamuju, saya tidak memberlakukan undang an by Surat, cukup dengan undang an rapat by SMS di group esalon. Yang satu ini selalu terlambat, kok terlambat terus Pak ? ,  tegur aku, dia jawab saya tidak ada pemberi tahuan rapat, kok itu kau punya black Barry. Ada undangan di group BBM ndak baca yah, jawabnya aku tdk tahu buka Pak.  Bukti seperti ini sulit untuk dirubah.

Generasi PNS yang lahir tahun 70 an yang sudah terbiasa dengan IT, saat ini mereka masih berada di esalon III sedikit di esalon II mereka inilah yang cepat mengaplikasi perubahan.
Banyak inovasi dan pandai menggunakan E.Gov. Baik planning, budgeting, dan kontrol kinerja. Generasi ini sudah sedikit menjauh dari mental kelas dan merasa priyayi dalam kelas masyarakat.  Justru meleka memiliki kepuasan tersendiri kalau dapat memberi Pelayanan maksimal ke publik.  Ke depan bila generasi ini yang memegang jabatan esalon II saya yakin Akan terjadi perubahan yang cepat di birokrasi. Semoga.




Simpang Lima tgl, 16 January 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar