OLEH : DR.H. SUHARDI DUKA, MM
Sikap yg menempatkan posisi Sebagai pelayan di kalangan PNS belum
sepenuhnya dapat diterapkan walaupun reformasi birokrasi sudah berjalan
hampir 1 dekade.
Bahkan posisi PNS dalam kelas sosial masih memposisikan diri Sebagai
kelas menengah keatas bersama dengan kalangan swasta. Kesejahteraan PNS
memang perlu di tingkatkan agar dapat menghindarkan diri dari prilaku
korupsi baik itu peningkatan gaji maupun peningkatan tunjangan kinerja
dan lainnya. Akan tetapi persoalan mengubah prilaku yang dilayani
menjadi pelayan adalah suatu yang di haruskan.
Dalam visi Nawacita, dan revolusi mental hendaknya dijadikan Sebagai
upaya untuk mengubah kebiasaan PNS yang ber mental dilayani menjadi
melayani masyarakat.
Kata kata pelayan Bagi PNS jangan di artikan rendah atau starata rendah
yang bisa memalukan Bagi PNS. Karena pelayan Bagi PNS tidak sama
konotasinya dengan pelayan di restoran. Demikian halnya kata pembantu,
yang melekat pada menteri tidak sama konotasinya dengan kata pembantu
yang melekat pada rumah tangga. Menteri Sebagai pembantu president
tidaklah rendah.
Pelayanan yang diberikan PNS tujuannya adalah Kesejahteraan , kepuasan ,
kemudahan, percepatan dan murah Bagi masyarakat. Untuk itu PNS dalam me
revolusi dirinya. Mampu mentranformasikan diri untuk ber inovasi dan
menyatu dengan kemajuan tekonologi.
Bukan lagi saat ya PNS di ukur dari sisi kehadiran ya Saja Akan tetapi
Lebih jauh dari itu ada out came dari setiap kinerja yang terukur.
Bekerja di rumah atau dimana Saja Bagi PNS dapat Saja dinilai Sebagai
satu kinerja, biar tdk di kantor sejauh target kerja yang diberikan
dapat dipenuhi dan bahkan bisa melampaui target. Dengan aplokasi E Gov,
PNS semakin dimunkinkan untuk bekerja diluar rungan dan batasan waktu
kantor.
Generasi PNS yang saat ini memegang jabatan puncak seperti esalon II
masih banyak yang tidak paham IT. Mereka pada saat kuliah masih
menggunakan mesin ketik menyelesaikan skripsi dan thesis, mereka yang
lahir tahun 70 ke bawah, dan iya tidak menyediakan diri dan belajar
tekonologi informasi. Cirinya adalah mereka yang menggunakan HP, untuk
menelpon Saja dan SMS.
PNS generasi ini sulit berubah, Hanya satu dua orang yang benar2
berusaha untuk me reformasi diri baik dalam tugas maupun dalam
tekonologi IT dan inovasi.
Suatu saat di kantor pemkab mamuju, saya tidak memberlakukan undang an
by Surat, cukup dengan undang an rapat by SMS di group esalon. Yang satu
ini selalu terlambat, kok terlambat terus Pak ? , tegur aku, dia jawab
saya tidak ada pemberi tahuan rapat, kok itu kau punya black Barry. Ada
undangan di group BBM ndak baca yah, jawabnya aku tdk tahu buka Pak.
Bukti seperti ini sulit untuk dirubah.
Generasi PNS yang lahir tahun 70 an yang sudah terbiasa dengan IT, saat
ini mereka masih berada di esalon III sedikit di esalon II mereka inilah
yang cepat mengaplikasi perubahan.
Banyak inovasi dan pandai menggunakan E.Gov. Baik planning, budgeting,
dan kontrol kinerja. Generasi ini sudah sedikit menjauh dari mental
kelas dan merasa priyayi dalam kelas masyarakat. Justru meleka memiliki
kepuasan tersendiri kalau dapat memberi Pelayanan maksimal ke publik.
Ke depan bila generasi ini yang memegang jabatan esalon II saya yakin
Akan terjadi perubahan yang cepat di birokrasi. Semoga.
Simpang Lima tgl, 16 January 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar